Koran Cirebon ( LAMPUNG ), Proyek pembangunan rabat beton di Desa Simpang Mesuji Kecamatan Simpang Pematang Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung yang menelan anggaran miliaran rupiah belum genap satu tahun sudah ambles dan retak di sekitar Wisata Air bendungan
Kondisi proyek yang dibangun dari anggaran APBD Dinas Perkim 2020 yang menurut informasi mulai dari saat dibukanya plastik penutup sudah terlihat retakan-retakan hingga ada kondisi rabat sudah meragukan kualitasnya hingga bawah. Dalam pantauan awak media korancirebon ke lokasi yang berada di Desa Simpang Mesuji tersebut jika di amati secara mendalam kwalitasnya perlu dipertanyakan, sepanjang rabat beton yang dibangun menggunakan uang negara
”ungkal selamet (65) Dikerjakan baru sekitar beberapa bulanan mas, pakai mobil molen yang besar itu, dari awal dibukanya plastik memang sudah ada retakan-retakan ini lama lama malah terlihat jelas,” ungkap warga yang tidak mau disebutkan namanya yang akan pergi ke ladang
Dalam pengamatan langsung ke lapangan, rabat beton terlihat retakan-retakan tersebut jika dihitung dengan tangan ada beberapa tempat titik, dan juga kwalitas dan spek rabat beton perlu di pertanyakan, karena anggaran yang digunakan adalah uang milik masyarakat.
”Bahir (50) sedang lewat Sebelah barat itu terlihat retaknya mas, coba dilihat dan dicek, itu yang retak sampai bawah ada yang sejajar ada juga yang memanjang, banyak pokoknya retakannya, kalau ingin paham coba tanya pak RT dan RK setempat tahu anggaranya berapa,” ungkap warga.
Sehingga tim korancirebon mengabadikannya melalui sebuah rekaman video untuk pembuktian kalau memang kwalitas rabat beton Desa Simpang Mesuji perlu diaudit total.
Dikonfirmasi melalui watshap Anggota Tim Pelaksanaan Kegiatan (TPK)saat ditanya rabat beton akan dimulai hari rabu, setelah dan tiba-tiba dirinya mengaku kalau rabat beton sudah selesai dan mengaku kalau pengerjaan sudah sesuai aturan dan dikerjakan dengan cara swakelola.
Belum mulai hari rabu, rabat beton sudah selesai,intinya pengerjaan sesuai aturan dan pakai swakelola,” pasalnya.
Ditanya apakah memegang RAB, dirinya mengaku tidak memegangnya.
” Saya tidak memegang RAB,” pungkasnya.
Aneh jika seorang TPK tidak memegang RAB, karena itu pegangan wajib seorang Ketua TPK dan harus bisa menguasai tentang spek suatu proyek Infrastruktur.
( Eko, Firda Asih, Aji )
Post A Comment: