Bupati Cirebon mengatakan, nok dan kacung ini memiliki peran penting untuk memajukan sektor pariwisata di Kabupaten Cirebon. Saat ini, wisatawan luar masih sebagian besar hanya mengenal wisata ziarah makam Sunan Gunung Jati, batik dari Trusmi, dan Empal Gentong saja.
Padahal, lanjut Bupati Cirebon, Kabupaten Cirebon punya banyak potensi menarik dari sektor pariwisata, salah satunya yakni Desa Gegesik Kulon yang masuk ke dalam 50 desa untuk bersaing dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) oleh Kemenparekraf.
"Peran dari nok dan kacung ini harus bisa mengenalkan seluruh destinasi wisata yang ada. Akan ada efek kalau wisata kita maju, salah satunya kesejahteraan masyarakat," kata Bupati Cirebon.
Setelah terpilih nanti, kata Imron, nok dan kacung ini harus mampu meningkatkan wawasan. Sehingga nantinya, mereka bisa bersaing dengan putra putri terbaik dari daerah lainnya dalam ajang serupa.
"Lewat kalian, Kabupaten Cirebon harus dipandang sebagai daerah maju. Berdasarkan sejarah, Kabupaten Cirebon ini merupakan pusat peradaban sejak zaman dahulu," kata Imron.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Cirebon, Avip Suherdian mengatakan, pencarian nok dan kacung ini dilakukan sejak Juni 2021 dengan jumlah peserta audisi sebanyak 72 orang.
Setelah melalui tahap seleksi, sebanyak 10 orang calon nok dan 10 calon kacung masuk ke dalam babak grand final. Di dalam tahap ini, puluhan orang tersebut harus mengikuti sejumlah rangkaian tes.
"Hasil dari grand final ini akan menghasilkan lima pasang nok dan kacung, pertama nok dan kacung pinilih, nok dan kacung wakil satu, nok dan kacung wakil dua, nok dan kacung persahabatan, favorit, serta nok dan kacung photogenic," kata Avip.
( Sudi Aji. Firda Asih )
Post A Comment: