
"Sebab, selain melukai, kebijakan Anies yang saat ini sedang serius dalam menangani covid 19, proses tender diduga kuat penuh rekayasa," tegas Ketua Tim Investigasi Aliansi Indonesia (AI) Feri Rusdiono di Balai Kota, Jumat 18/4/20.
Saat itu Feri menyebutkan,Surat resmi sudah dilayangkan tadi pagi, disusul Ketua Umum (Ketum) Djoni Lubis akan menelepon Gubernur DKI Jakarta siang ini.
Menurut dia, tidak elok rasanya ketika Gubernur sedang memerangi Covid 19 sampai menerapkan PSBB dan mengancam perusahaan swasta yang membandel tetap melakukan aktivitas,ironisnya Pasar Jaya selaku BUMD milik Pemda malah menentang kebijakan Anies.
"Biar tender itu online, tetap saja membutuhkan peninjauan lapangan.
Lalu bagaimana penawaran bisa diajukan, ketika kondisi perparkiran di pasar jaya sedang tidak normal," tutur Feri.
Oleh karena itu, dalam hal ini Feri mengajukan pertanyaan mendasar soal lelang, seperti bagaimana cara menentukan HPS (Harga Perhitungan Sendiri) jika keadaan pasar dalam kondisi force majeure ?
"Ini terlalu dipaksakan, dan diduga kuat syarat kepentingan", bisik Feri. Bukan mustahil diduga kuat adanya permainan atau "saling pengertian membagi kue".
Dan sekadar bukt,Feri telah mencium diduga kuat adanya "Permainan Kotor" yang dilakukan panitia tender yang ditangani oleh PT Scopindo.
Misalnya, kenapa PT Web Solution dan PT Metro Fifora Perdana yang tidak diundang dan tidak ikut dalam pembuktian dokumen asli pada tanggal 13 dan 14 Maret, ternyata pada pengumuman tanggal 15 Maret,telah dinyatakan lulus seleksi tahap 1 dan mengikuti seleksi tahapan 2 .
Lalu, PT Tua Mandiri ternyata tidak bisa memperlihatkan KTP asli Direktur, dan 4 kali pasword nya salah pada pembuktian dokumen tanggal 13 Maret Tapi anehnya bisa diluluskan pada tahap 1 dan 2.
Lanjut Feri" Kok aneh, Password itu kan property pribadi. Kok sampai salah," tanya Feri menggeleng-gelengkan kepala.
Itu seharusnya jadi entry point kecurigaan. Kenapa secara Tiba tiba Dua perusahaan muncul dadakan.
Berikutnya, instrumen atau pointer pengalaman kerja sengaja tidak dicantumkan di peraturan, diduga kuat sebagai upaya meloloskan perusahan baru yang tidak punya pengalaman di bidang perparkiran.
Diduga kantor siluman peserta BC parkir pasar jaya
"Padahal jam terbang itu menjadi parameter profesional perusahaan yang menangani bidangnya, seharusnya ini menjadi bagian Bonafitas disamping rekening koran. Juga bukan sekedar ISO",Itu huga seharusnya menjadi entry point dalam proses lelang.
Tak kalah penting, soal . transparansi dalam proses BC ini. Point Bonativitas.
Tanya Feri, kenapa tidak ada keterbukaan,Kenapa pembukaan dokumennya sendiri-sendiri, harusnya pembukaan dokumen bonatifitas sama dengan pembukaan administrasi.
"Harusnya kan disaksikan oleh semua perusahaan, jadi benar-benar transparan ngga ada yang ditutupi dan mencurigakan," ujarnya.
Feri mengancam, jika transparansi diabaikan akan segera mendatangi Polda Metro untuk Laporan Polisi (LP).
"Panitia lelang akan kami laporkan dugaan perbuatan melawan hukum dengan bukti-bukti yang kami miliki", tandasnya mengakhiri.
Di tempat terpisah, Kuasa Hukum PT Charaka Intan Mutiara, Binsar Siagian SH menegaskan,
pihaknya akan mendukung apa yang dilakukan oleh Feri.

Karena untuk keperluan akta perubahan guna mendapatkan NIB (Nomor Induk Berusaha), Akuntan publik, pembuatan ISO dan lain-lain.Belum lagi,ditambah jaminan penawaran Rp 500 juta per-paket.
Oleh karenanya "Kami sudah berdarah-darah, jadi kami jangan dikadalin.sebab kami bisa berubah menjadi buaya", tegas Binsar.
"Saya juga telah menelurusi,diduga kuat ada 3 perusahaan yang web nya dibikin-bikin dan alamatnya siluman", pungkasnya.
Sehingga sebelumnya Lelang ini telah mendapat sorotan tajam, dari puluhan anggota DPRD DKI Jakarta.
Dan mereka telah menelpon Dirut Pasar Jaya Arief Nasrudin dan Ketua Dewan RikRik untuk menunda kegiatan ini, karena bertentangan dengan kebijakan Gubernur Anies.
Tapi ternyata tidak pernah digrubris,terbukti bahwa lelang terus berlanjut walau ditengah keprihatinan yang mencekam.tegasnya.
(TIM)
Post A Comment: